Rabu, 27 Oktober 2010

Dinosaurus Baru Ditemukan


Spesies dinosaurus "aneh" yang berbulu, tapi tidak bisa terbang memunculkan pertanyaan soal evolusi burung.

Fosil dinosaurus "aneh" itu ditemukan di Cina.

Spesies Epidexipteryx berasal dari zaman sebelum burung mengalami evolusi.

Epidexipteryx sangat mirip burung, dengan empat bulu ekor panjang mirip pita, yang mungkin hanya untuk hiasan.

Meski demikian, mahluk seorang merpati tidak memperlihatkan bulu-bulu terbang yang seperti yang terlihat pada dinosaurus milik burung lain, demikian laporan yang dimuat di jurnal ilmiah, Nature.

Temuan ini menekankan keragaman spesies yang ada di masa Jurrasic Tengah hingga Akhir, tepat sebelum burung muncul.

Fosil itu digambarkan oleh tim pakar palaeontologi yang dipimpin oleh Fucheng Zhang dan Xing Xu dari Akademi Sains Cina.

Dr Angela Milner, pakar pada Natural History Museum, London, mengatakan: "
Fosil yang sangat utuh itu merupakan temuan yang mendebarkan dan sama sekali tidak diperkirakan."

"Fosil menunjukkan bulu-bulu itu mungkin dipergunakan untuk hiasan selama berjuta-juta tahun sebelum berubah untuk terbang," katanya.

"Ini membirkan bukti yang mengagumkan mengenai eksperimen evolusi dengan bulu yang berlanjung sebelum dinosaurus kecil mengudara dan menjadi burung," tambahnya.

Misteri

Penemuan ini memperbesar kompleksitas sejarah awal zaman ketika dinosaurus kecil berkaki dua pemakan daging berevolusi menjadi burung.

Banyak fosil dinosaurus berbulu telah digali di situs fosil yang kini terkenal di Provinsi Laioning, Cina. Di antaranya, burung tertua yang diketahui, Archaeopteryx, yang hidup sekitar 125 juta tahun silam.

Epidexipteryx adalah anggota tuna terbang primitif kelompok avialae clade, yang hidup sebelum Archaeopteryx.

Fosilnya ditemukan di hamparan Daohugou, di Nincheng County, Mongolia Dalam, di lapisan yang berasal dari masa sekitar 168-152 juta tahun silam.

Analisis Phylogenetic analysis mengindikasikan, spesies itu anggota "silsilah aneh" yang dikenal sebagai scansoriopterygidae (berarti "sayap panjat").

Para penulis laporan juga mencatat, spesies itu menunjukkan "gabungan karakteristik yang tidak diduga" yang terlihat pada beberapa kelompok theropoda - dinosaurus berkaki dua, yang akhirnya menurunkan burung.

Dr Graham Taylor dari Oxford University mengatakan: "Fosil ini merupakan yang terbaru yang muncul dari Cina, tapi sangat menarik karena dua alasan."

Pertama, sementara dinosaurus berbulu lain berasal dari masa setelah munculnya burung pertama yang diketahui, fosil ini tampak lebih dekat dari segi umur, sehingga membuka membuka jendela baru terhadap peristiwa-peristiwa evolusi transisi kritis dari dinosaurus menjadi burung.

"Kedua, spesies ini memiliki seperangkat bulu ekor hias yang indah, yang mengindikasikan bulu-bulu itu dipergunakan untuk pamer sebelum dipergunakan untuk terbang," kata Dr Taylor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar